Tujuan
Instruksional Umum :
Mahasiswa
dapat memahami dan menghayati berbagai kenyataan yang diwujudkan oleh
pertumbuhan penduduk yang cepat ,Mengkaji pengaruh pertumbuhan penduduk
terhadap perkembangan sosial, Mengkaji hubungan antar masalah penduduk dengan
perkembangan kebudayaan
PENDUDUK DAN
PERMASALAHANNYA
Orang yang pertama
mengemukakan teori mengenai penduduk ialah “Thomas Robert Malthus. Dalam edisi
pertamanya “Essay Population “ tahun 1798. Malthus mengemukakan adanya dua
persoalan pokok, yaitu bahwa bahan makanan adalah penting utnuk kehidupan
manusia dan nafsu manusia tidak dapat ditahan. Bertitik tolak dari hal itu
teori Malthus yang sangat terkenal yaitu bahwa berlipat gandanya penduduk itu
menurut deret ukur, sedangkan berlipat gandanya bahan makanan menurut deret
hitung, sehingga pada suatu saat akan timbul persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan penduduk.
DINAMIKA PENDUDUK
Dinamika penduduk menunjukkan adanya factor perubahan
dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk.
Penduduk bertambah karena adanya unsurr
lahir, mati, datang dan pergi. Karena keempat unsur tersebut maka pertambahan
penduduk dapat dihutung dengan cara :
pertambahan penduduk = ( lahir – mati) + ( datang – pergi ). Pertambahan
penduduk alami karena diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian . Unsur
penentu dalam pertambahan penduduk adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
Fertilitas adalah tingkat pertambahan anak yang
dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk dalam satu tahun.
Disamping CBR ini dapat juga kita mencari tingkat kelahiran wanita disebut Age
Specifica Fertility Rare (ASFR), yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran
dari tiap seribu wanita dalam usia produktif (tertentu) dalam satu tahun.
Faktor kedua mempengaruhi pertumbuhan penduduk ialah
mortalitas atau tingkat kematian secara kasar disebut Crude Date Rate (CDR),
yaitu jumlah kematian pertahun perseribu penduduk.
Untuk memproyeksikan penduduk dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :
Pn = (1 + r) n x Po
Pn = jumlah penduduk yang dicari pada tahun tertentu (proyeksi
penduduk)
r = tingkat pertumbuhan
penduduk dalam prosen
n = jumlah dari tahun yang akan diketahui
Po = jumlah penduduk yang diketahui
apa tahun dasar
KOMPOSISI PENDUDUK
Sensus penduduk yang diadakan 10 tahun sekali oleh
pemerintah kita mendata tentang umur
penduduk, jenis kelamin penduduk, tingkat pendidikan penduduk, jenis mata
pencaharian dan sebaginya. Komposisi penduduk suatu Negara dapat dibagi menjadi
komposisi penduduk menurut umur, menurut tingkat pendidikan, menurut pekerjaan
dan sebagainya.
Dengan mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin, dapat disusun/dibuat piramida penduduk.
Berdasarkan komposisinya
piramida penduduk dibedakan atas :
-
Penduduk muda yaitu penduduk dalam pertumbuhan, alasannya
lebih besar dan ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah
kematian
-
Bentuk piramida stasioner, disini keadaan penduduk usia
muda, usia dewasa dan lanjut usia seimbang.
-
Piramida penduduk tua, yaitu piramida penduduk yang
menggambarkan penduduk dalam kemunduran.
PERSEBARAN
PENDUDUK
Kecenderungan manusia untuk memilih daerah yang subur untuk
tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana . Daerah semacam inilah yang kemudian
berkembang menjadi daerah perkotaan.
PERKEMBANGAN
DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Pengertian
kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan
oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan
adalah semua hasil dari karya, rasa dan
cipta masyarakat.
Dari
pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan dari
pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk
menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi
segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.
Unsur kebudayaan dibagi menjadi 7 yaitu:
- unsur religi
- sistem kemasyarakatan
- sistem peralatan
- sistem mata pencaharian hidup
- sistem bahasa
- sistem pengetahuan
- seni
3 wujud kebudayaan antara
lain :
- wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya.
- kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
- kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia
KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA DAN ISLAM
Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan je-4 agama Hindu masuk ke Indonesia
khususnya ke pulau jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat
dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari India itu berlangsugn luwes dan
mantap. Sekitar abad ke 5, ajaran Budha atau budhisme masuk ke Indonesia,
khususnya ke pulau Jawa. Agama/ajaran budha dapat dikatakan berpandangan lebih
maju dari pada hinduisme, sebab Budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam
masyarakat.
Kebudayaan Islam
Pada
abad ke-15 dan ke-16, agama Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-pemuka Islam yang disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran agama
islam paa abad itu berada di pulau jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke
Indonesia khususnya ke pulau jawa jauh sebelum abad ke -15. suatu bukti bahwa
awal abad ke-11 sudah ada wanita Islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota
Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia, teristimewa ke pulau jawa
berlangsung dalam suasana damai. Hal ini disebabkan karena Islam dimauskkan ke
Indonesia tidak dengan paksa, melainkan dengan cara baik-baik. Di samping itu
disebabkan sekap toleransi yang dimiliki banga kita.
KEBUDAYAAN BARAT
Unsur
kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan
kepribadian bangsa indonesia adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan barat
masuk ke negara tercinta ini ketika kaum kolonialisme/penjajah manggedor masuk
ke Indonesia, terutama bangsa Belanda.
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
Berbagai
penelitian antropologi budaya menunjukkan, bahwa terdapat korelasi diantara
corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota
masyarakat, secara garis besar. Opini umum juga menyatakan bahwa kebudayaan
suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan.
PRANATA SOSIAL DAN INSTITUSIONALISASI
Untuk
menjaga agar hubungan antar anggota masyarakat dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, maka didalam masyarakat dibedakan adanya : cara atau “usage”
kelaziman (kebiasaan) atau “folkways”; tata kelakuan atau “mores”, dan adapt
istiadat “costom”. Disamping norma-norma yang tidak tertulis dan bersifat
informal ini, ada juga norma yang sengaja diciptakan secara formal dalam bentuk
peraturan – peraturan hukum. Setiap norma, baik usage, folkways,costom ataupun
peraturan hokum yang tertulis, mengikat setiap anggota untuk mematuhinya, hanya
saja kekuatan pengikatnya berbeda.
TULISAN ISD : PENDUDUK,MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Seperti yang sering tertangkap di televisi saya rasa tidak.
Pemerintah juga, khususnya bidang
Pendidikan, Sosial, dan Keamanan turut amb il peran dalam hal ini. Apakah
mereka yang tertangkap saat Tawuran ada hukuman khusus..??? Paling banter hanya
di beritahu pada Orang Tua, kepala dicukur gundul saja. Tapi dengan cara itu
saya yakin tidak akan membuat mereka
jera yang suka pada tawuran tersebut. saya juga pernah merasakan yang
namanya sekolah seperti sMP, SMA , dan dulu memang saya nakal tapi selama saya sekolah
tidak pernah ikut tawuran, saya lalui
dengan damai tak ada Tawuran.
Banyak faktor penyebab terjadinya
tawuran antar pelajar
·
seperti
lemahnya pengasuhan dan ketahanan keluarga
·
pendidikan
yang tidak ramah anak
·
lingkungan
yang anarkis
·
serta
tontonkan kekerasan seperti Premanisme elit dan jalanan, sinetron, serta game
online
·
Tawuran
juga dapat dipicu oleh ketidakmampuan orang dewasa memahami dunia anak, energi
yang tidak tersalurkan dengan baik, dan fasilitas yang terbatas.
·
Kemudian,
tekanan sistem pendidikan yang membuat anak stres
·
pengaruh
kelompok atau pergaulan, pendapat dan suara anak yang tidak didengarkan.
·
"Kurangnya
penghargaan terhadap anak dan pemanfaatan waktu luang juga menjadi
pemicu,"
Dampak negatif tawuran antar pelajar
·
Pertama,
pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami
cedera atau bahkan tewas
·
Kedua,
rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta
fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.
·
Ketiga,
terganggunya proses belajar di sekolah
·
Keempat,
mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya
penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang
lain.
SOLUSI
Nah, kali ini saya akan memberikan
solusi agar angka atau jumlah Tawuran tersebut berkurang
·
Penindakan
hukum itu, harus diberikan meskipun siswa tersebut anak pejabat maupun siswa
sekolah ternama. Kalau melanggar hukum, jelas harus diproses tanpa pandang bulu karena negara kita ini
adalah negara hukum
·
Hilangkan
budaya OSPEK di Sekolah.
·
Galakkan
Pertukaran Pelajar di berbagai wilayah, karena pelajar lain bukanlah musuh,
tapi kawan.
·
Hukuman
dalam bentuk “Pelayanan Masyarakat” selama 1 tahun (dilaksanakan setelah jam
sekolah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar