Kamis, 10 Januari 2013

Rangkuman ISD : PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT


1.      PELAPISAN SOSIAL
A.    Pengertian
            Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang. Masyarakat merupakan satu kesatuan yang didasarkan dari ikatan yang teratur, yang boleh di katakana stabil. Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa individu, begitu juga individu tidak  dapat dibayangkan tanpa masyarakat.                 
Individu dan masyarakat adalah komplementer dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa :       
a.  manusia di pengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya  pribadinya                              
b.  individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan perubahan besar bagi masyarakat
            Istilah Stratifikasi atau Stratification berasal dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Karena itu Social Stratification sering di artikan dengan pelapisan masyarakat. Piritim A Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat sebagai berikut perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam derajat yang tersusun secara bertingkat. Menurut Theodorson Dkk dalam Dictionary Of Sociology, pelapisan masyarakat adalah jenjang status dan peranan yang relative permanen yang terdapat di dalam system sosial sampai di dalam pembagian hak, pengaruh dan kekuasaan

B.     PELAPISAN SOSIAL CIRI TETAP KELOMPOK SOSIAL
            Masyarakat kuno membagi kedudukannya melalui jenis kelamin yg sebagai system dasar di masyarakat. Seperti di jawa kedudukan keluarga di pegang oleh ayah, sedangkan di minangkabau kedudukan di keluarga di pegang oleh ibu. Dalam pembagian pekerjaan juga berbeda antara kaum wanita dan kaum laki-laki, seperti di irian jaya dan bali wanita harus lebih bekerja keras di banding laki-laki. Terjadinya pelapisan masyarakat di masyarakat primitive karena adanya bentuk-bentuk sebagai berikut : adanya kelompok berdasar jenis kelamin dan umur dengan perbedaan hak dan kewajiban, adanya kelompok pemimpin suku yang berpengaruh yang memiliki hak-hak istimewa, adanya pemimpin yang saling berpengaruh, adanya orang-orang yang di kecilkan di luar kasta dan orang di luar perlindungan hukum, adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri.

C.    TERJADINYA PELAPISAN SOSIAL
Terjadinya pelapisan sosial di akibatkan oleh 2 hal yaitu:
-          Terjadi dengan sendirinya.
-          Terjadi dengan di sengaja.                                                                                  
Terjadi dengan sengaja mengandung 2 sistem yaitu:                               
1.      Sistem Fungsional yaitu pembagin kerja kepada kedudukan yang seimbang dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2.      Sistem Skalar yaitu pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (vertical). Sistem masyarakat di bedakan oleh 2 hal yaitu, system tertutup dan system terbuka.






D.    PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN MENURUT SIFATNYA
Menurut sifatnya, maka sistem pelapisan dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi :
1.      Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup.
2.      Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka

E.     BEBERAPA TEORI TENTANG PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan masyarakat dapat di bagi sebagai berikut :                                           
- Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class).
- Masyarakat dari kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), kelas bawah (lower class)                                                                                      
- Masyarakat kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), kelas menengah bawah (lower middle class), dan kelas bawah (lower class)
       Kriteria yang di pakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam pelapisan masyarakat karena, Ukuran kekayaan, Ukuran kekuasaan, Ukuran kehormatan dan ukuran ilmu pengetahuan.

2. KESAMAAN DERAJAT
  Terdapat 2 persamaan derajat, iyalah :
-          Persamaan Hak
-          Persamaan Derajat di Indonesia

3. ELITE DAN MASSA

A. ELITE      
            Dalam pengertian umum elite adalah menunjuk sekelompok orang dalam masyarakat yang memiliki kedudukan tinggi. Elite di pakai dalam posisi masyarakat di puncak struktu sosial terpending srperti, posisi tinggi dalam ekonomi, politik, agama, pengajaran dan pekerjaan-pekerjaan dinas. Watak elite di tentukan oleh type nasyarakat dan sifat kebudayaannya. Elite di tentukan oleh 2 kecenderungan dari masyarakat . pertama, menitikberatkan pada fungsi sosial dan yang kedua adalah pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral.

B. MASSA                                                                                                                         
            Istilah massa di gunakan untuk menunjukan suatu kelompok kolektif lain yang spontan, yang beberapa hal merupai crowd, tapi secara fundamental berbeda dengan hal-hal lainnya. Hal-hal penting dalam massa yaitu, kelompoknya berasal dari semua lapisan masyarakat, Massa merupakan kelompok yang anonym, atau lebih tepat tersusun dari individu-individu anonym, sedikit interaksi antar anggotanya, Very loosely organized. Peranan individu dalam masyarakat sangat penting kenyataanya bahwa massa adalah terdiri dari individu-individu yang meluas di berbagai kelompok dan budaya setempat. Tingkah laku massa dalam masyarakat terdapat pada istilah msing-masing individu yang mencari jawaban menurut kebutuhan sehari-hari.


TULISAN ISD : PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT 
 
Kasta Dalam Kehidupan Sehari-Hari :

Dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya mereka yang berkasta menggunakan bahasa Bali halus untuk berkomunikasi dengan kasta yang selevel dan level di atasnya. Sementara ketika berbicara dengan berkasta lebih rendah, yang memiliki kasta lebih tinggi kadang dianggap bisa menggunakan bahasa yang biasa atau lebih kasar.

Dalam kegiatan sosial masyarakat, mereka yang berkasta lebih tinggi juga biasanya lebih dihormati, salah satunya ditunjukkan dengan bahasa seperti yang saya katakan diatas. Apalagi mereka yang berkasta itu kebetulan secara ekonomi lebih mampu alias kaya.
Tentu tidak semua orang seperti itu, banyak juga mereka yang tidak berkasta namun tetap dihormati. Dan kembali juga kepada masing-masing orang karena pada kenyataannya tidak ada aturan yang mengharuskan seseorang hormat kepada mereka yang berkasta.

Pernikahan
Dalam urusan pernikahan, kasta sangat sering menimbulkan pro dan kontra bahkan kadang menjadi masalah atau batu sandungan. Sama seperti pernikahan beda agama, di Bali pernikahan beda kasta juga biasanya dihindari. Walaupun jaman sudah semakin terbuka, tapi pernikahan beda kasta yang bermasalah kadang masih terjadi.

Di Bali umumnya pernikahan bersifat patrilineal. Jadi seorang perempuan setelah menikah dan menjadi istri akan bergabung dengan keluarga suaminya. Nah, dalam pernikahan beda kasta, seorang perempuan dari kasta yang lebih rendah sudah biasa jika dijadikan istri oleh lelaki dari kasta yang lebih tinggi. Bahkan pihak keluarga perempuan kadang ada rasa bangga.

Lalu bagaimana jika seorang perempuan berkasta menikah dengan lelaki tidak berkasta atau dengan lelaki yang kastanya lebih rendah? Ini istilahnya nyerod atau turun kasta. Pernikahan seperti sangat dihindari dan kalaupun terjadi biasanya dengan sistem ngemaling yaitu menikah dengan sembunyi-sembunyi. Karena pernikahan nyerod seperti ini biasanya tidak akan diijinkan oleh keluarga besar pihak perempuan.

Jadi kalau mau mengikuti tradisi diatas, semakin tinggi kasta perempuan maka semakin sempit pula peluang mereka untuk memilih jodoh. Kasus nyerod sangat jarang, jadi jarang ada lelaki biasa (tidak berkasta) memiliki istri yang berkasta.
Tapi anehnya, dibandingkan dengan kasus nyerod, masyarakat sepertinya lebih terbiasa dan bisa menerima melihat perempuan yang menikah dengan lelaki yang bukan orang Bali/Hindu. Entahlah.

sistem patrilineal ini juga menyebabkan orang Bali secara tidak langsung lebih menginginkan anak laki-laki daripada anak perempuan. Ya walaupun tidak semua orang tua seperti itu.
Bagaimana jika tidak memiliki anak laki-laki? Ada juga sistem pernikahan matrilineal. Yaitu pihak lelaki yang akan bergabung dengan keluarga perempuan. Istilahnya nyentana atau nyeburin, saat ini juga cukup lumrah terjadi.

Kalau pernikahan nyeburin atau nyentana ini terjadi dalam satu tingkatan kasta yang sama, biasanya tidak akan ada masalah. Tapi bagaimana kalau beda kasta? Pernikahan nyentana dengan kasta berbeda sangat jarang terjadi, karena baik naik kasta atau pun turun kasta akan terlihat aneh di masyarakat.

Misalnya saja si Wayan yang nyentana yaitu menikah pihak perempuan yang berkasta, ini sangat sulit. Pertama, pihak keluara perempuan biasanya tidak akan menerima. Masyarakat di sekitar juga nanti bingung, apakah si Wayan akan naik kasta menjadi berkasta seperti istrinya atau tetap tidak berkasta. Lalu ketika mereka punya anak, apa kastanya ?

Itu yang naik kasta, lalu bagaimana dengan turun kasta? Misalnya seorang lelaki berkasta menikah nyentana ke perempuan yang tidak berkasta. Berarti lelaki tersebut akan kehilangan kastanya. Hal ini biasanya tidak akan diijinkan oleh keluarga pihak lelaki. Jadi, berkaitan dengan kasta, pernikahan model nyentana akan ribet kalau terjadi dengan berbeda kasta.
Nama

Nama orang Bali pada umumnya memiliki kaitan erat dengan kasta, karena pada nama orang Bali biasanya akan terlihat apa kastanya. Imbuhan kasta ini akan terlihat di bagian awal nama. Saya sudah menulis khusus tentang keunikan nama orang Bali, silahkan simak di link di bawah ini.

Nah karena ada imbuhan kasta seperti, walaupun jarang namun ada juga yang mengeluh karena nama menjadi cukup panjang. Belum lagi permasalahan yang timbul karena adanya perbedaan nama kasta antara orang tua dan anaknya.
Tidak seperti di daerah lain, di Bali umumnya seorang anak kastanya harus sama dengan orang tuanya. Jadi seorang anak tidak boleh diberi nama dengan awalan Anak Agung di depannya kalau orang tuanya bukan dari kasta tersebut.

Pembahasan

Dari teori di atas dapat saya ambil kesimpulan bahwa pada umumnya di Bali masih menggunakan sistem kasta, saya sendiri tidak mengatakan bahwa sistem seperti ini buruk dan harus di tinggalkan karena merupakan suatu sejarah yang sudah lama melekat bagi orang bali meskipun bagi orang biasa seperti saya sistem kasta berkesan membeda bedakan manusia sesuai kelasnya dan sebaiknya tidak melihat orang dari apa kastanya.

Penutup

Kesimpulan dari pembahasan kali ini adalah :

1. Bahwa Sistem pelapisan sosial masih ada di beberapa daerah dan kita patut menghormatinya karena merupakan suatu sejarah yang lekat.

2. Dalam bermasyarakat kesamaan derajat adalah mutlak dengan catatan ialah dimata Tuhan yang maha esa manusia tidak dibedakan antara satu dengan yang lainnya








Tidak ada komentar:

Posting Komentar